Hidup Tanpa Penyesalan. Review The Midnight Library Oleh Matt Haig
Buku ini dibuka oleh Nora Seed yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena merasa kehidupan yang sedang ia jalani payah dan sudah tidak memiliki alasan hidup di dunia ini lagi. Namun keputusannya ini secara mengejutkan membawanya ke The Midnight Library, perpustakaan dimana terdapat buku-buku yang tak terhingga jumlahnya. Setiap buku yang ada di perpustakaan itu menyediakan kesempatan untuk mencoba kehidupan lain yang mungkin saja Nora jalani.
"Kau tidak perlu
mengerti kehidupan. Kau hanya perlu menjalaninya."
Cerita selanjutnya
bergulir menjelaskan bagaimana Nora mencoba beberapa kehidupan lain yang
ditawarkan buku-buku yang ada di perpustakaan itu. Kehidupan yang mungkin ia
jalani andai tidak membatalkan pernikahannya, andai ia mengikuti keinginan
ayahnya menjadi perenang, andai ia tetap menjadi anggota band bersama kakaknya,
andai ia menjadi ibu, andai ia mewujudkan cita-cita masa kecilnya
sebagai glasiolog, dan banyak lagi kehidupan lain yang mungkin Nora jalani
karena memilih keputusan dan pilihan yang berbeda dalam kehidupan sebelumnya.
Namun apakah kesempatan
menjalani kehidupan yang berbeda ini akan memberikan jaminan dapat memperoleh
jawaban kehidupan mana yang paling sesuai bagi Nora? Apakah ada kehidupan yang sempurna tanpa rasa
penyesalan? Apakah terdapat kehidupan yang lebih baik bagi Nora?
"Setiap kehidupan
mengandung berjuta-juta keputusan. Beberapa besar, beberapa kecil. Tetapi
setiap kali satu keputusan menumbangkan keputusan lainnya, hasil akhirnya akan
berbeda. Variasi-variasi yang tak bisa diubah terjadi, yang pada gilirannya
mengarah pada variasi-variasi lain lagi.”
Buku setebal 367 halaman yang ditulis Matt Haig ini memenangkan Goodreads Choice Award for Fiction tahun 2020. Saya sendiri membaca versi terjemahan Bahasa Indonesia yang diterjemahkan oleh Dharwati dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama tahun 2021.
Bagi saya, melalui buku ini
kita turut diajak merefleksikan kehidupan yang sedang kita jalani,
pilihan-pilihan hidup yang telah kita ambil, serta apa makna dari berbagai
keputusan dan kejadian yang telah terjadi. Apa yang dialami Nora mungkin juga
cukup sering kita alami, mempertanyakan sebuah keputusan dan pilihan hidup yang
sudah kita ambil. Dan menyadarkan kita kembali bahwa memang manusia memiliki kuasa
secara sadar dalam membuat pilihan hidup, namun kita tidak memiliki kuasa
sepenuhnya untuk mengendalikan hasil ataupun akibat dari pilihan yang kita buat.
“Tapi mungkin tidak ada jalan yang mudah. Yang ada
hanya banyak jalan.”
Meskipun turut mengangkat
isu yang sensitif tentang bunuh diri dan depresi. Namun bagi saya, buku ini menawarkan
cerita yang sederhana namun sarat pesan moral dalam setiap bagian. Tidak
terdapat banyak bagian menegangkan ataupun mengejutkan, mungkin bagian dimana
penulis menyelipkan tentang multi universe akan terasa berat, namun selebihnya
alur berjalan sederhana. Saya pribadi menyelesaikannya hanya dalam waktu 2 minggu, relatif
cepat bagi saya yang slow reader karena saya selalu penasaran akhirnya hidup seperti apa
yang Nora inginkan untuk dirinya.
Membaca buku ini tentu membuat saya juga turut membayangkan
kehidupan seperti apa yang sedang saya jalani jika dulu saya memilih B bukan A?
Namun ketika melihat perkembangan karakter Nora setelah mencoba beberapa jenis
kehidupan dimana ia menyadari tidak ada pilihan hidup yang benar-benar sempurna,
saya pun turut menyadari tidak ada yang perlu saya sesali, saya telah memilih
pilihan hidup terbaik yang dapat saya pilih kala itu. Dan penyesalan tidak
boleh terus menerus menjadi bagian dari hidup, saya harus menjalani kehidupan
yang lebih hidup.
Saya berikan rating 4,5/5 untuk buku ini.
Untuk anda yang sering mempertanyakan “Bagaimana
kehidupanku sekarang jika dulu aku memilih B bukan A?”, saya rasa anda perlu membaca
buku ini.
“Kita tidak perlu memainkan semua permainan untuk
tahu seperti apa rasanya menang. Kita tidak perlu melakukan segala hal dalam
rangka menjadi segalanya.”
.
At the end, terimakasih Kim Nam Joon rekomendasi bukunya. Setelah melihatmu asyik membaca buku ini di BTS In The Soop Season 2, buku ini jadi salah satu wishlistku. And again rekomendasi bacaan Kim Nam Joon dan Min Yoon Gi tidak pernah mengecewakanku 😍
Comments
Post a Comment