Review Buku It’s Not About the Burqa oleh Mariam Khan



Pemilihan kata burqa di judul diambil sebagai pengambaran identitas seorang perempuan muslim oleh masyarakat terutama dunia barat.

“We’ve listened to a lot of people talking about who muslim women are without actually hearing muslim women. So now, we are speaking. And now, it’s your turn to listen.”

Mariam Khan, editor buku ini, menyampaikan salah satu alasan utamanya menyusun buku ini adalah bagaimana pengambaran, pengambilan keputusan serta representasi perempuan muslim kebanyakan bukan merupakan perspektif langsung dari perempuan muslim. Ia ingin masyarakat mendengar perspektif perempuan muslim langsung dari perempuan muslim sendiri.

“Don’t speak for me. I am perfectly capable of speaking for my self. Does that sound oppressed or weak?”

Buku ini berisi narasi dari 17 perempuan muslim dari berbagai latar belakang, baik kewarganegaraan, etnis, pekerjaan dan sebagainya. Mereka semua menuliskan perspektif mereka mengenai beragam isu seputar perempuan dan islam. Beberapa narasi yang menarik menurutku diantaranya : The First Feminist oleh Sufiya Ahmed, On The Representation of Muslims oleh Nafisa Bakkar dan There’s No Such Thing As a Depressed Muslim oleh Jamilla Hekmoun.

Semua kontributor dalam buku ini berusaha menunjukkan bahwa perempuan muslim tidak hanya dapat digambarkan dengan satu kata. Perempuan muslim memiliki pemikirannya masing-masing, latar belakang yang berbeda, serta permasalahan dan concern yang beragam.

Meskipun sebagian kontributor hidup di negara barat dengan beragam kesulitan yang mereka hadapi sebagai perempuan muslim. Namun beberapa topik pembahasan dari narasi mereka menurutku masih relateable dengan kondisi di Indonesia, atau mungkin kondisi secara global sekalipun. Diantaranya adalah topik bagaimana argumen muslim yang mengalami gangguan kesehatan mental tidak memiliki iman yang cukup atau kurang beribadah.

 “But my mental illness does not define me. It might change my mood at times, but it does not change who I am, and, most importantly, it does not make me a bad person, especially in the eyes of God.”

Menurutku yang paling menarik dari buku ini adalah setiap kontributor memiliki perspektif masing-masing yang menarik tentang perempuan dan Islam. Aku beri rating 4.3 dari 5  

Comments

Popular posts from this blog

Review Buku Into The Magic Shop Oleh James R. Doty

Review Buku The Psychology of Money oleh Morgan Housel

Betapa Kita Begitu Dicintai, Review Buku Secret of Divine Love oleh A. Helwa