Sering Menyisakan Makanan? Yuk Ketahui Fakta Kelaparan, Food Waste dan Obesitas
'
Take what you need, eat what you take. Don't waste the food. '
Masih seringkah kita menyisakan makanan? Jika masih, fakta berikut semoga dapat menjadi pengingat karena menyisakan makanan selain menjadikannya sampah dan menyebabkan kerugian secara ekonomi juga dianggap tidak etis karena masih banyak jiwa yang masih mengalami kelaparan di seluruh penjuru dunia.
820 Juta Jiwa Di
Seluruh Dunia Hidup Dengan Kurang Gizi
Menurut
Food and Agriculture Organization
(FAO) dalam laporan The
State of Food Security and Nutrition in the World: Safeguarding Against
Economic Slowdowns and Downturns lebih dari 820
juta jiwa hidup dengan kurang gizi. Dimana wilayah Afrika menjadi wilayah dengan
pravalensi nutrisi kurang terbanyak yaitu sebesar 20%. Selain itu fakta
menunjukkan satu dari tujuh bayi baru lahir atau sekitar 20 juta bayi di
seluruh dunia lahir dengan berat badan lahir rendah dimana kondisi tersebut
meningkatkan resiko kematian pada 28 hari pertama kehidupan. Dimana kurang
nutrisi menjadi penyebab kematian 45% balita atau sekitar 3,1 juta anak setiap
tahunnya. Apa tidak malu jika kita masih menyisakan makanan di piring kita?
Indonesia Pada Level
Serius Kelaparan
Masih
menurut Food and Agriculture Organization
(FAO) pravelensi kekurangan gizi di Indonesia dinyatakan telah turun dari 19,7%
pada tahun 1990-1992 menjadi 7,6% pada tahun 2014-2016. Namun indikator gizi
lainnya menunjukkan masih terdapat 28% anak Indonesia mengalami kekurangan
berat badan dan 37% balita Indonesia mengalami stunting. Selain itu Global
Hunger Index pada tahun 2018 melaporkan bahwa angka kelaparan di Indonesia
berada pada level yang serius. Indonesia memperoleh skor 21,9 dan menduduki
peringkat 73 di dunia dan peringkat 6 di Asia Tenggara. Sedih ya L
Ironisnya Kegemukan Dan
Obesitas Juga Meningkat
Ironisnya
angka kegemukan dan obesitas juga terus meningkat diseluruh wilayah terutama
pada anak usia sekolah dan orang dewasa. Masih menurut The State of Food Security and Nutrition
in the World: Safeguarding Against Economic Slowdowns and Downturns
pada tahun 2016, sebanyak 131 juta anak usia 5-9 tahun, 207 juta remaja dan 2
miliar orang dewasa mengalami kegemukan. Dimana sekitar sepertiga dari remaja
dan orang dewasa yang mengalami kegemukan dan 44% anak usia 5-9 tahun yang
mengalami kegemukan merupakan individu dengan obesitas. Tingginya angka
kegemukan dan obesitas pada anak sekolah diduga dipengaruhi oleh kurangnya
konsumsi buah dan sayuran serta peningkatan konsumsi makanan cepat saji,
peningkatan konsumsi minuman ringan berkarbonasi dan juga kurangnya aktivitas
fisik setiap harinya. Hal ini tentu menjadi isu yang mengkhawatirkan karena seperti
yang kita ketahui bersama kegemukan dan obesitas berbanding lurus dengan peningkatan
resiko terkena beberapa penyakit kronis hingga kematian.
Selain
masalah kegemukan dan obesiatas, masalah food
waste juga menjadi kontras dari pemasalahan kelaparan. Setiap tahunnya, menurut
Food and Agriculture Organization
(FAO) sampah makanan mencapai 1,6 miliar ton di seluruh dunia di mana 1,3
milliar ton di antaranya adalah sampah makanan yang sebenarnya masih bisa
dikonsumsi. Menurut laporam The Economist
tahun 2016-2017 menyatakan bahwa Indonesia menjadi negara terbesar kedua
setelah Arab Saudi yang menghasilkan food
waste dan food loss di dunia. Indonesia
diperkirakan menghasilkan 13 juta ton sampah makanan setiap tahunnya. Berat ini
setara dengan 500 kali berat Monas. Dimana apabila jumlah makanan sebesar 13
juta ton dapat memberi makan 11% penduduk Indonesia atau sekitar 28 juta jiwa.
Malunya kita saat masih sering menyisakan makanan padahal banyak saudara kita
yang sedang kelaparan.
PBB Mencanangkan
Gerakan Zero Hunger
Melihat permasalah tersebut PBB mencanangkan kampanye ‘Zero Hunger’ yang diharapkan terwujud pada tahun 2030. Dimana kampanye ini selain memastikan sudah tidak adanya lagi angka kelaparan namun juga menjamin akses setiap orang kepada makanan yang aman, bergizi dan mencukupi sepanjang tahun. Lalu apa langkah yang dapat kita lakukan untuk membantu mewujudkan ‘Zero Hunger’? Yang pertama dan penting untuk kita mulai lakukan sekarang adalah mulai mengurangi food waste. Sebelum makan ada baiknya kita menentukan seberapa kapasitas perut kita sehingga kita dapat mengambil makanan sesuai kebutuhan, lebih baik kurang dan tambah daripada menyisakan kan? Apabila kita sedang makan di luar dan sudah merasa kenyang, kita dapat meminta makanan kita dibungkus sehingga dapat kita santap lagi saat di rumah. Dan apabila kita memiliki makanan yang berlebih jangan ragu untuk membagikan pada orang lain yang membutuhkan. Yang kedua adalah meningkatkan jumlah produksi pangan sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan, dalam hal ini para pemangku kebijakan juga diharapkan dapat mendorong adanya riset pertanian untuk menghasilkan sebuah metode baru agar hasil produksi pangan meningkat. Dan yang terakhir menerapkan pola diet yang sehat, masyarakat luas diajak untuk lebih memperhatikan kandungan gizi dari setiap makanan yang dikonsumsi, mengurangi konsumsi fast-food, serta mengurangi konsumsi gula dan garam sehingga terhindar dari kondisi seperti obesitas dan hipertensi. '
Kelaparan menjadi masalah kita bersama, sehingga sudah elayaknya kita juga mendukung kampanye Zero Hunger. Mari kita sebarkan persepsi tentang Zero Hunger, agar tidak ada lagi kasus kelaparan, food waste dan obesitas agar tercipta bumi yang lebih baik lagi. Siap ?
Sumber :
Food and Agriculture
Organization. (2019).
The State of Food
Security and Nutrition in the World: Safeguarding Against Economic
Slowdowns and Downturns. Rome: Food and Agriculture Organization of the
United Nations
https://www.un.or.id/what-we-do/sustainable-development-goals-sdgs/19-sdg/92-goal-2-zero-hunger
https://www.un.org/sustainabledevelopment/hunger/
https://blog.wecare.id/2019/09/apa-itu-zero-hunger-apa-pengaruhnya-terhadap-dunia/
Comments
Post a Comment