Rian explore Keraton Yogyakarta. Rian putri raja?

Keraton Yogyakarta


Hi kali ini aku mau share tentang pengalamanku yang akhirnya bisa ke Keraton Jogjakarta. Penasaran?
Jadi sekarang ini alhamdulillah aku lagi ada kerjaan di Jogja, kesempatan ini ngga aku lewatkan begitu saja karena dari 2 tahun belakangan Jogja menjadi salah satu destinasi bucketlistku hehe.
Di Jogja sendiri sebenarnya ada beberapa destinasi yang aku ingin kunjungi salah satunya adalah Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Okke jadi kenapa aku pengin banget ke Keraton ini? Karena aku pengin lebih banyak mengetahui dan melihat kebudayaan jawa, sebagai orang jawa, aku merasa masih belum tau banyak hal tentang budaya jawa nah Yogyakarta khususnya Keraton Yogjakarta sendiri menjadi tempat yang tepat untuk belajar budaya Jawa mengingat Keraton Yogjakarta telah menjadi pusat peradaban jawa dari dulu hingga saat ini. Selain itu aku juga ingin merasakan rasanya masuk istana agar bisa membayangkan jadi putri raja hehe.
Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti tahun 1755. Saat ini kompleks bangunan keraton masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan yang masih menjalankan tradisi kesultanan.

Keraton Yogyakarta Tampak dari Alun-Alun Lor
Setelah aku searching informasi tentang Keraton aku menemukan info kalau ternyata setiap hari juga ada pertunjukkan budaya jawa dan berita bahagianya untuk menonton pertunjukkan ini gratis dan hanya perlu membayar tiket masuk saja. Ada apa saja pertunjukkan budayanya? Jadi setiap hari pertunjukkan budaya yang disajikan itu berbeda-beda, berdasarkan informasi dari yogyes.com hari Minggu terdapat pagelaran tari tradisional, Senin dan Selasa pegelaran karawitan, Rabu pagelaran wayang golek, Jumat pagelaran temabang macapat dan Sabtu pagelaran wayang golek. Tertarik?
Aku ke Keraton Jogjakarta hari minggu 18 Agustus 2019 kemarin. Untuk akses ke Keraton Yogjakarta sangat mudah bisa langsung di search digoogle maps langsung ada kok dan untuk fasilitas parkir juga tersedia banyak tempat parkir disekitar Keraton. Biaya parkir 3000 rupiah untuk motor. Kalau kemarin aku parkir di sekitar kantor pos besar Yogyakarta. Setelah parkir aku langsung berjalan kaki kurang lebih 5 menit menuju ke keraton melewati alun-alun lor.
Terdapat dua akses masuk ke Keraton. Yang pertama tepat setelah alun-alun lor dan yang kedua berada dibelakang bagian keraton depan, namun untuk tiket masuk dan loket berbeda ya. Keraton bagian depan dikenal sebagai Siti Hinggil Pagelaran dengan tiket masuk seharga Rp. 5.000,- dan tambahan Rp. 2.000,- untuk ijin foto baik menggunakan HP maupun kamera. Di bagian Siti Hinggil Pagelaran ini lokasinya tidak seluas bagian keraton bagian belakang serta tidak terlalu banyak bagian sehingga tidak banyak yang dapat kita lihat. Bagian yang paling menarik di keraton bagian depan ini tentu saja Siti Hinggil yang dipergunakan untuk tempat penobatan para raja Keraton Yogyakarta, tempat pelantikan Ir. Soekarno pada tanggal 17 Desember 1949 dan peresmian Universitas Gadjah Mada sebagai perguruan tinggi nasional pertama di Indonesia pada tanggal 19 Desember 1949. Waaah bersejarah banget ya Siti Hinggil ini.
Di Siti Hinggil Pagelaran

Di Siti Hinggil Pagelaran

Di Siti Hinggil Pagelaran
Setelah puas berkeliling dikeraton bagian depan, selanjutnya aku melanjutkan perjalanan keraton bagian belakang. Keraton bagian ini lebih dikenal sebagai Tepas Pariwisata. Untuk harga tiket masuk Tepas Pariwisata adalah Rp. 7.500,- dan tambahan Rp.1.000,- untuk ijin foto baik menggunakan Hp maupun kamera. Nah untuk yang ingin melihat pertunjukkan budaya yang sudah aku jelaskan sebelumnya kalian bisa melihatnya di keraton bagian belakang ini. Kebetulan aku ke keraton hari Minggu jadi pertunjukkan yang ditampilkan adalah tari tradisional. Pagelaran akan dimulai tepat pukul 11.00 WIB. Pagelarnnya sangat menarik perhatiaanku, sangat menikmati menonton tari tradisional diiringi suara gamelan. Pagelaran akan dilaksanakan satu jam hingga pukul 12.00 WIB. Nah setelah selesai menonton pagelaran saatnya aku mengeksplor keraton bagian belakang.
Pagelaran Tari Jawa

Gamelan Menggiringi Tari Jawa



Kalau untuk aku pribadi, aku lebih suka keraton bagian belakang karena lebih luas dan bagunannya lebih bervariatif dan iconic untuk diabadikan. Selain itu di keraton bagian belakang terdapat beberapa museum menyajikan beragam koleksi batik para sultan dan bangsawan, kereta kencana, peralatan makan Sultan HB IX, kursi tahta sultan, seragam para abdi dalem hingga barang-barang yang pernah digunakan oleh Sultan HB IX.
Di Tepas Pariwisata

Di Tepas Pariwisata

Di Tepas Pariwisata

Kursi Tahta Sultan

Di Tepas Pariwisata

Di Tepas Pariwisata

Di Tepas Pariwisata

Secara keseluruhan sangaaat puas berwisata ke Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Sesuai dengan ekspetasiku. Tiket masuk yang sangat terjangkau serta pertunjukkan dan scene bangunan yang membuatku berhayal menjadi putri raja hehe. One of my bucketlist checked. How about you, would you like to visit Keraton Yogyakarta too?
 
Mau kemana?



Comments

Popular posts from this blog

Review Buku Into The Magic Shop Oleh James R. Doty

Review Buku The Psychology of Money oleh Morgan Housel

Betapa Kita Begitu Dicintai, Review Buku Secret of Divine Love oleh A. Helwa